30 April 2009

Diposting oleh Unknown di 4/30/2009 12:13:00 PM 0 komentar

Sastra Vs Kenyataan

“Dapatkah sastra menjadi salah satu faktor determinan perubahan masyarakat?”. Menurut saya pertanyaan ini hadir lebih sebagai kenyataan yang menggugatoba bayangkan mengapa sepanjang perjalanan satra di Indonesia, penguasa selalu memperlihatkan sikap curiga, bahkan takut akan adanya karya satra. Mereka juga pernah melarang peredaran sejumlah buku satra, memberikan izin, bahkan menghentikan suatu pagelaran satra/teater. Itu semua merupakan bukti bahwa sastra diangap “penting” oleh penguasa karena diandaikan akan melahirkan perubahan yang tidak diinginkan pemerintah.

Beberapa contoh diantaranya adalah Subagio Sastrowardoyo dalam esai “Saijah dan Adinda dlam ragam satra yang berkembang” pada tahun 1983 mengatakan bahwa novel max havelaar karangan murtatuli membuat public belanda tahu kebobrokan pemerintah Kolonial sekaligus kemiskinan dan penderitaan rakyat Indonesia. Novel tersebut turut mrndorong perubahan politik pemerintahan kolonial, antara lain kegiatan ekonomi yang tidak lagi dimonopoli oleh pemerintah. Sebagaimana dikatakan oleh Sutardji Calzoum Bachri bahwa teks sumpah pemuda yang turut membangun imajinasi sebangsa pada dasarnya adalah sebentuk puisi karangan Muhammad Yamin. Dan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, sumpah pemuda merupakan tonggak awal terjadinya “perubahan” politik persatuan Indonesia. Dua contoh diatas merupakan bukti bahwa karya satra berperan dan menjadi faktor penentu perubahan politik yang berdampak pada perubahan sosial.

Memang kemudian di zaman orde baru karya-karya kita seakan kehilangan taring ketika berhadapan dengan penguasa militer yang represif. Setajam-tajam kritik social dalam karya sastra agkanya belum sangup menghentikan laju penguasa orde baru yang mengandalkan stabilitas keamanan dan ekonomi yang membungkam atau menyingkirkan suara-suara lain. Hingga presiden soeharto jatuh dan era reformasi hadir peran satra sebagai salah satu pengubah tidak lagi dapat dikatakan menentukan. Gerakan reformasi sensidiri kenyataanya gagal mereformasi paradigma yang kandung mengakar semenjak orde baru berkuasa.

Dan kini pada decade pertama era reformasi, kita mendapati senjumlah kenyataan pahit yang menandai masih bercongkolnya kekuatan orde baru. Seperti korupsi yang makin merajarela, kemiskinan dan penderitaan rakyat semakin menungkat, birokrasi tetap remang-remang lalu bencana dan musibah seperti antri, baik kaerena alam maupun terutama kelalain pengambil kebijakan. Mengapa sekarang mahasiswa sering mengadakan demonstrasi kepada pimpinan kampus? Itu semua karena BHMN (Badan Hukum Milik Negara) pelan-pelan menyeret kampus ke arena “komersialisasi pendidikan” dan dosen-dosen kini pun menjadi alat dunia bisnis dan penguasa tinimbang mengurusi masalah rakyat.

Kalau begitu, bukan hanya sastra yang tidak berperan dlam perubahan melainkan pula dunia pegawai yang digaji negara/rakyat. Lantas siapa yang menjadi penentu perubahn sosial saat ini? Apakah partai politik/politikus? Tentu saja tidak, bukankah mereka amat sibuk mengubah nasib merka sendiri. Para pemuka agama? Rasanya mereka lebih pandai untuk berdebat soal khilafiyah fiqih agama atau malah ikut arus politik daripada berkerja untuk umat?. Para pengusaha? Apalagi kelompok ini yang nyata-nyatanya merampok uang negara/ rakyat dengan berbagai cara dan tipu daya. Mahasiswa? Sesungguhnya kepada kelompok inilah kita berharap, meski kita sering menyaksikan potret kehidupan mereka yang buram.

Jadi apakah dan dimanakah peran satra dalam konteks perubahan sosial? Dapatkah sastra menjadi salah satu faktor penentu perubahan?. Sejauh mana sastrawan dapat berkerjasama dengan berbagai elemen masyarakat sehingga merahirkan karya yang menyuarakan kegelisahan masyarakat. Seharusnya yang menjadi perubahan sosial, budaya, dan peradapan masyarakat yakni peralihan dari paradigma agraris menjadi paradigma marintim(egaliter) yang berpotensi untuk membawa masyarakat kedala kehidupan sekarang yang terus diserbu berbagai masalah dan tantangan

Diposting oleh Unknown di 4/30/2009 12:10:00 PM 0 komentar

ASEAN

Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November.

Prinsip Utama ASEAN

Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:

  • Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara
  • Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
  • Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
  • Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
  • Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
  • Kerjasama efektif antara anggota

Anggota ASEAN

* Filipina (negara pendiri) : Narcisco Ramos

* Indonesia (negara pendiri) : Adam Malik

* Malaysia (negara pendiri) : Tun Abdul Razak

* Singapura (negara pendiri) : S. Raja Ratman

* Thailand (negara pendiri) : Thanat Khoman

* Brunei Darussalam (7 Januari 1984)

* Vietnam (28 Juli 1995)

* Laos (23 Juli 1997)

* Myanmar (23 Juli 1997)

* Kamboja (30 April 1999)

Ibu Kota dan Bentuk Pemerintahan

Negara

Ibu kota

Bentuk Pemerintahan

Kepala Pemerintahan

Myanmar

Naypyidaw

Republik

Presiden

Laos

Vientiane

Republik

Presiden

Kamboja

Phnom Penh

Kerajaan

Raja

Vietnam

Hanoi

Republik

Presiden

Malaysia

Kuala lumpur

Kerajaan

Yang Dipertuan Agung

Singapura

Kota Singapura

Republik

Presiden

Indonesia

Jakarta

Republik

Presiden

Brunei Darussalam

Bandar Seri Begawan

Kesultanan

Sultan

Filipina

Manila

Republik

Presiden

Thailand

Bangkok

Kerajaan

Presiden

Letak dan Luas Negara

Negara

Astronomis

luas

Indonesia

6 LU-11 LS/95 BT-141 BT

1.904.570 Km

Malaysia

1 LU-7 LU/100 BT-119 BT

332.556 Km

Singapura

1 LU-1 30’LU/103 BT-104 BT

618 Km

Filipina

4 LU-21 LU/116 BT-128 BT

300.000 Km

Thailand

5 LU-20 LU/97 BT-107 BT

514.000 Km

Brunei Darussalam

4 LU-5 LU/114 BT-115 BT

5.776 Km

Vietnam

8 LU-23 LU/102 BT-109 BT

329.707 Km

Laos

14 LU-23 LU/100 BT-107 BT

236.800 Km

Myanmar

10 LU-26 LU/94 BT-101 BT

672.552 Km

Kamboja

10 LU-15 LU/102 BT-109 BT

181.035 Km

Status ekonomi

Tabel PDB berdasarkan PPP , dikeluarkan oleh IMF pada September 2004.

Negara

PDB (PPP)
juta
int. dolar

PDB (PPP)
per kapita

int. dollar

Indonesia

820.543

3.661 (6)

Thailand

514.236

7.851 (4)

Filipina

391.849

4.652 (5)

Malaysia

271.167

10.449 (3)

Vietnam

222.345

2.685 (7)

Singapura

111.507

25.384 (1)

Myanmar

81.283

1.466 (10)

Kamboja

25.648

1.775 (9)

Laos

11.832

1.972 (8)

Brunei

5.658

15.171 (2)

Penduduk

Negara

Jumlah penduduk

Kepadatan

Brunei Darussalam

0,4 juta jiwa

52jiwa/Km

Filipina

83,7 juta jiwa

193jiwa/Km

Kamboja

131,1 juta jiwa

72jiwa/Km

Laos

5,8juta jiwa

32jiwa/Km

Malaysia

25,6juta jiwa

8/0jiwa/Km

Myanmar

50,1juta jiwa

70jiwa/Km

Singapura

4,2juta jiwa

703jiwa/Km

Thailand

63,8jutajiwa

122jiwa/Km

Vietnam

81,5juta jiwa

239jiwa/Km

Indonesia

225,5juta jiwa

118jiwa/Km

Bendera Anggota ASEAN

Bendera Brunei Brunei Bendera Filipina Filipina

Bendera Indonesia Indonesia Bendera Kamboja Kamboja

Bendera Laos Laos Bendera Malaysia Malaysia

Bendera Myanmar Myanmar Bendera Singapura Singapura

Bendera Thailand Thailand Bendera Vietnam Vietnam

Bahasa,Lagu Kebangsaan dan Mata Uang

Negara

Bahasa

Lagu Kebangsaan

Mata Uang

Indonesia

Indonesia

Indonesia Raya

Rupiah

Malaysia

Melayu

Negaraku

Ringgit

Singapura

Inggris

Majulah singapura

Dollar Singapura

Filipina

Tagalog,Inggris

Lupang Hinirang

Peso

Thailand

Thai

Phleng Chat

Bath

Brunei Darusalam

Melayu,Inggris

Allah Pelihalarah sultan

Dollar Brunei

Vetnam

Vietnam

Tien Quan Ca

Dong

Laos

Lao

Pheng Xat Lao

Kip

Myanmar

Myanmar

Gba Majay Myanmar

Kyat

Kamboja

Khmer

Nokoreach

Riel

Ekonomi

Negara

Pertanian

Industri

Indonesia

-kelapa sawit

-karet alam

-tebu

-tembakau

-kopi

-nanas

-padi

-pupuk urea

-kilang minyak

-batu bara

-timah

Malaysia

-kelapa sawit

-karet alam

-nanas

-pupuk urea

-pertambangan

-perhuntanan

Singapura

-padi

-diesel marina

-vaksin

-alat listrik

-elektronik

-kilang minyak

-bahan kimia

Filipina

-kelapa sawit

-tebu

-tembakau

-serat manila

-nanas

-tembaga

-kobalt

-emas

-nikel

-bijih besi

-minyak bumi

Thailand

-kelapa sawit

-karet alam

-tebu

-serat manila

-nanas

-padi

-kayu jati

-abu soda

-timah

-magan

-tekstil

-seman

-eloktronik

Brunei Darusalam

-kelapa sawit

-karet alam

Vetnam

-tebu

-kopi

Laos

-tembakau

-kayu jati

-batu bara

-timah

-tembaga

Myanmar

-tebu

-kapas

-tembakau

-jati

-tembaga

-emas

-perak

-timah

-minyak bumi

Kamboja

-tembakau

-jati

-mahoni

-tembaga

-besi

-mangan

-emas

 

Ivadhatulrisma's blog