BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri :
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri :
Pada pertengahan abad ke 17, bidan adalah profesi penting dan di
hormati di komunitas kolonial Belanda. Kebidanan hanya salah satu bentuk
pelayanan yang di berikan para bidan kepada komunitas kolonial. Pada saat itu,
kadang kala bidan juga berperan sebagai perawat yang merawat orang sakit dan
sekarat, mengurus jenazah, sebagai herbalis, serta dokter hewan. Selain gaji
sebagai imbalan, bidan juga memperoleh rumah, tanah, dan makanan sebagai bentuk
penghormatan sebagai jasa mereka.
Akan tetapi, terdapat berbagai
faktor yang menurunkan derajad bidan di masyarakat. Faktor-faktor tersebut
mencakup perilaku religius, kebutuhan ekonomi, pengambil alihan tugas dan
tanggungjawab oleh dokter, pendidik yang tidak mendukung dan tidak adanya
organisasi kebidanan, peningkatan jumlah imigran, serta status wanita yang di
rendahkan.
1.
Perilaku
religius
Pada abad 17 banyak bidan
berasal dari Inggris sehingga penilaian moral lebih di tekankan. Seorang bidan
di tuntut untuk memiliki perilaku dan karakter yang baik. Bidan di sumpah dan
memiliki kewenangan untuk mendengarkan pengakuan dosa dan pembaptisan. Tetapi
kewenangan tersebut menimbulkan kontroversi, karena dalam sumpahnya seorang
bidan juga harus bertanya dan memaksa ibu untuk mengatakan ayah sang bayi yang
sebenarnya selain itu para bidan di pedesaan sering kali di anggap penyihir.
2.
Kebutuhan
ekonomi
Pada awal abad ke-18 imbalan
yang di berikan kepada bidan tidak lagi mencukupi. Bidan hidup dalam ekonomi
yang morat-marit. Pada saat irtu tidak ada lembaga/organisasi yang mengatur
standart upah yang layak bagi bidan.
3.
Pengambilan
tugas dan tanggungjawab oleh dokter
Pada awal abad ke-18
masyarakat kelas atas cendrung lebih percaya pada dokter yang di dominasi pria,
sehingga mereka meremehkan bidan yang sebaagian besar wanita. Bahkan
dokter Walter Channing dengan tegas berpendapat dalam bukunya
bahwa ia tidak setuju dengan keberadaan bidan wanita.
4.
Pendidikan
tidak mendukung dan tidak adanya organisasi kebidanan
Abad ke-18 sampai ke-19
merupakan titik pesatnya perkembangan medis, keperawatan, serta praktik
obstetri tetapi perkembangan ini tidak di alami profesi kebidanan. Kurangnya
sekolah formal kebidanan, tidak adanya organisasi kebidanan, dan jurnal ilmiah
dalam skala nasional, serta pengakuan legal terhadap profesi kebidanan.
Keterbatasan ini menyebabkan pelayanan kebidanan yang di berikan lebih banyak,
berdasarkan praktik kebidanan yang turun-menurun berdasar dari pengalaman,
melalui penggunaan obat-obatan tradisional dan lewat doa dan hanya itu yang
bisa di lakukan.
5.
Peningkatan
jumlah imigran
Pada revolusi industri
jumlah negara mengalami peningkatan imigrasi, namun kondisi kebidanan masih
tetap sama. Hal ini terjadi karena banyak bidan imigran tidak bisa berbahasa
inggris dan tidak memilik akses kesistem pelayanan kesehatan khususnya bidan
kulit hitam.
6.
Status
wanita yang di rendahkan
Turunnya pamor bidan di mata
masyarakat di perburuk dengan status wanita yang di rendahkan. Saat itu wanita
di pandang sebagai objek dan eksploitasi secara ekonomi dan daklam bidang
politik sosial. Peran prfia sangat mendominasi dalam masyarakat menjadikan
posisi bidan terpojok. Pada tahun 1906 di adakan penilitan mengenai kematian
ibu dan anak di New York. Penelitian ini menunjukkan bahwa 40% persalinan yang
di lakukan oleh bidan tidak kompeten. Tinggi kematian ibu di sebabkan oleh
faktor :
a.
Rumah sakit
tidak di anggap sebagai tempat perawatan obstetri, sehingga tidak tersedia sumber daya yang cukup untuk mengatasi keadaan darurat.
b.
Materi
pengajaran mengenai obstetri tidak di anggap penting sehingga sering di
abaikan.
c.
Sedikitnya
peraturan yang mngetur kewenangan dan tanggungjawab bidan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Mempelajari dan memahami sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan
bidan di luar negeri.
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Amerika/Canada
2. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Australia
3. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Selandia Baru
4. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Inggris
5. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Belanda
6. Mempelajari pendidikan dan pelayanan di Afrika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Peristilahan
Kebidanan (obstetri) berasal dari obsto yang memiliki arti
mendampingi. Dalam bahasa Perancis di tulis obstetricus, dalam bahasa Belanda
di tulis obstetrie, dalam bahasa Inggris di tulis obstetrics.
2.2
Cara-cara persalinan lama
Ada berbagai macam cara-cara persalinan lama, di antaranya :
1.
Ketika
bersalin di suruh berjongkok
2.
Ketika
bersalin di tengah lapangan kemudian di takut-takuti
3.
Ketika
bersalin berdiri kemudian pinggang di urut-urut oleh dukun
4.
Ketika
hendak bersalin di suruh duduk kemudian di tekan punggungnya berlama-lama
5.
Mengasingkan
dari masyarakat, hanya di temani oleh dukun bayi
6.
Mengikat
dan bergantung di atas pohon kemudian bayi di tarik oleh beberapa penolong
2.3
Pelopor-pelopor dalam Perkembangan Kebidanan
1.
Hyppocrates
(460-370 SM)
Hyppocrates di kenal sebagai bapak pengobatan karena jasa-jasanya
dalam bidang keperawatan, kedokteran, dan pengobatan. Dalam bidang kebidanan
hyppocrates menganjurkan agar wanita yang melahirkan di tolong berdasarkan peri
kemanusiaan.
2.
William
Shippman (1736-1808)
Dokter ini mendirikan kursus kebidanan dan rumah sakit bersalin
pada tahun 1762. Pada tahun 1810 bersama dokter Chaalkley mempromosikan partus
buatan pada bayi prematur dan pinggul ibu yang lucu.
3.
Dokter
Sammuel Bard (1742-1821)
Dokter ini banyak menuliskan buku-buku kebidanan, diantaranya:
a.
Cara
pengukuran konjugata diagonalis
b.
Kelainan-kelainan
pinggul
c.
Melarang
pemeriksaan dalam apabila tidak ada indikasi
d.
Membagi
persalinan dalam 4 kala
e.
Menasehatkan
agar tidak menarik tali pusar
f.
Mengajarkan
bahwa letak muka dapat lahir spontan
4. Dokter Walter Channing (1786-1876)
Channing adalah salah satu
dokter yang pertama kali menggunakan anesthesia/bius kepada ibu yang melahirkan,
dan ia membuat risalah. Dia juga yang pertama kali memperhatikan kondisi nifas
dari ibu yang melahirkan.
5. Dokter Boudeloque (1745-1810)
Boudeloque adalah ahli kebidanan yang mempelajari dan meneliti
tentang panggul dan ukurannya. Dia juga menerbitkan buku pada tahun 1824
tentang panggul sebagai basis dalam kebidanan.
6. Hugh L. Hodge, M. D. (1796-1873)
Ia mempelajari letak belakang kepala, mekanisme letak sungsang,
membagi turunnya kepala dengan bidang-bidang dasar panggul.
7.
Francoise
Mauriceau (1637-1709)
Ia adalah ahli kebidanan yang menerbitkan buku yang membangun ilmu
kebidanan sebagai suatu ilmu. Ia juga terkenal di dalam mengembangkan metode
kuno di dalam membantu kelahiran sungsang. Ia memberikan gambaran mengenai
kehamilan tuba.
8.
Ignaz
Philipp (1 Juli 1818-13 Agustus 1865)
Ia adalah dokter yang mendapatkan julukan “savior of mothers”
artinya penyelamat kaum ibu, hal itu karena penelitiannya, ia menemukan cara
menyelamatkan ibu-ibu yang mengalami demam saat masa nifas, karena infeksi.
Pada tahun 1847 ia mengenalkan teknik mencuci tangan menggunakan kapur yang
gunanya mengurangi demam nifas 10%-12%.
9.
Daunce dari
Bordeaux
Pada tahun 1857 ia memperkenalkan penggunaan inkubator dalam
perawatan bayi prematur. Setelah abad 20 di kembangkan post natal care.
2.4.Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Kebidanan
Internasional
2.4.1.
Masa Sebelum Masehi
a. Mesir
Sekolah
kebidanan pertama didirikan oleh bangsa mesir. Pengetahuan yang dipelajari
yaitu mengenai anatomi, psikologi, cara memimpin persalinan,dan perawatan bayi baru lahir, juga mempelajari sirkumsisi
pada bayi
b. Ibrani
Dalam
perjanjian lama beberapa reverensi
tentang kebidanan banyak ditemui. Banyak obat-obatan dan ilmu kebidanan yang
kemungkinan diperoleh dari Mesir. Ilmu kebidanan ini memuat tentang perawatan
neonatus, termasuk pemotongan tali pusat. Pada era ini tali pusat dicuci dengan
air, alkohol, dan diberi garam,kemudian dibungkus dengan kain kasa.
c. Yunani
Garis
pemisah antara mitologi Yunani dan sejarah Yunani tidak jelas.Hipocrates (460-377
SM) sebagai bapak ilmu kedokteran pertama kali menemukan kasus kematian akibat
peurperal. Walaupun dokter pria pada umumnya tidak melakukan praktek dalam
bidang kebidanan, namun diantara mereka terdapt orang-orang yang menaruh
perhatian terhadap fisiologi dan patologi kehamilan dan persalinan, mereka
adalah Soranus, Rufus, Galenus, Leisus dan lain-lain.
d. Roma
Kebidanan datang ke Roma dari Yunani
melalui Mesir. Di sana ada dua tipe kebidanana yaitu:
-
Yang berkemampuan tinggi sebagai pemimpin atau obstetrik yang melakukan
praktek pribadi
- Yang
memiliki status lebih rendah, dimana mereka melakukan perawatan bayi secara
tradisional.
2.4.2.
Masa Pertengahan (1000-1500 Masehi)
a. Roma
Soranus (98-138 sesudah Masehi)
adalah seorang spesialis pertama dalam bidang obstetri dan ginekologi.Galen
(129-201 Sesudah Masehi) menulis beberapa teks tentang pengobatan termasuk di
dalamnya obstetri dan ginekologi. Dia juga menggambarkan bagaimana seorang bidan
melakukan dilatasi serviks dengan mengunakan jari.
b. Salerno
Sekolah kedokteran ditemukan di salerno sejak periode
abad 11, seorang dokter wanita di salerno bernama Trotula, dia menjelaskan
tindakan emergensi untuk bidan dalam penanganan retensio plasenta dan perawatan
purpuralis.
c. Arabia
Dua dokter Arab Rhazes ( 860-932 M) dan Avicenna (980-1037 M) menulis tentang prosedur
kebidanan termasuk didalamnya alat-alat yang digunakan untuk persalinan
2.4.3
Masa Renaisance
(1500-1700 M)
a. Perancis
Ambroise Pare (1510-1590) terkenal sebagai seorang
ahli bedah, tetapi dia juga memiliki kontribusi dalam obstetri dan ginekologi.
7
Beliau juga mendirikan sekolah kebidanan
pertama di Paris.
Francois Mauriceau (1637-1709) seorang ahli yang
pertama kali menemukan adanya kehamilan tuba dan presentasi muka dengan letak
dahi. Dia secara detail menggambarkan mekanisme persalinannya.
Louyse Bourgeois (1563-1636) Bidan yang
pertama kali menerbitkan buku tentang kebidanan.
Marie
Louise Duge ( abad 17 ) bidan yang pertama kali melakukan penelitian tentang
kelahiran bayi, melalui laporan pencatatan dan statistik pada 40.000 wanita
yang ditolong persalinannya.
b. Inggris
William harvey (1578-1657)
menjelaskan tentang sirkulasi darah (1616). Beliau adalah bapak kebidanan di
Inggris. Dia mencatat tentang pertumbuhan embrio dan fetus menyeluruh dalam
berbagai tahap.
c. Jerman
Justine
Siegemundin (1645-? ) tokoh kebidan pertama kali di Jerman. Tahun 1690 dia
menerbitkan buku tentang keidanan.
d. Belanda
Hendrick Van roohuize (1622-? )
beliau yang pertama kali melakukan sectio secaria. Hendrick Van Deventer
(1651-1724) menggambarkan beberapa bentuk dari panggul.
e. Switzeland
Jacob Nufer, melakukan operasi SC
pada isterinya, dia menunggu kelahiran anaknya yang lebih lanjut dan hidup
sampai umur 77 th.
2.4.4.
Awal Abad 20 (1700-1900)
♥ William
Smellie of Scotland (1697-1763) tokoh obstetric pada abad 18,
♥ dia
mengembangkan forcep.dia juga menjelaskan pertolongan persalinan pada afer
coming head pada presentasi breech. Beliau yang pertama kali menemukan
resusitasi pada asfixia bayi.
♥ Joseph
Lister of great Britai (1827-1912), Beliau sebagai bapak antiseptik.
♥ Louis
Pasteur (1822-1895), perintis dalam microbiologi, penemuannya sangat signifikan
dalam menekan angka terjadinya sepsis puerpuralis.
♥ James
Blundell (inggris), sukses dalam penatalaksanaan perdarahan post partum dengan
transfusi darah.
♥ John
Charles Weaver (Inggris 1825-1897), pada tahun 1845 yang pertama kali menemukan
test urine pada ibu hamil dengan eklamsia.
♥ Carl
Crede (Jerman 1819-1892), menemukan suatu metode dimana dengan stimulating yang
teratur pada uterus dalam pengeluaran placenta yang terkenal dengan istilah
“Credes Manoeuvre”
♥ Alexander
Fleming (1881-1955), tahun 1930 menemukan antibiotik penicillin, dimana
penemuannya ini tidak hanya menurunkan angka kematian akibat sepsis
puerpuralis, tapi juga membantu dalam menekan venereal desease (penyakit
kelamin).
♥ Karl
Landsteiner (austria 1868-1943), menemukan adanya penggolongan darah dan mengembangkan
tekhnik terbaik dalam transfus darah,juga menurunkan angka kematian ibu dengan
pencegahan kematian akibatperdarahan post partum.
2.4.5.
Abad 20 Sampai Dengan Sekarang
- Malaysia
Perkembangan kebidanan di malaysia
bertujuan untuk menurunkan MMR dan IMR dengan menempatkan bidan desa.
Mereka
memiliki basic: SMP + juru rawat + 1 tahun sekolah bidan.
- Jepang
Sekolah bidan di Jepang dimuali
pada tahun 1912 pendidikan bidan disini
dengan basic sekolah perawat selama 3 th + 6-1th Pendidikan bidan. Tujuan
pelaksanaan pendidikan ini adalah untuk meningkatkan pelayanan kebidanan dan
neonatus tetapi pada masa itu timbul masalah karena masih kurangnya tenaga
bidan serta bidan hanya mampu melakukan pertolongan persalinan yang normal
saja, tidak siap jika terdapat kegawat daruratan sehingga dapat disimpulkan
bahwa kualitas bidan belum memuaskan.Maka
pada tahun 1987 karena iri melihat kondisi di UK maka ada upaya untuk
meningkatkan pelayanan dan pendidikan bidan ,menata dan mulai merubah situasi.
- Amerika
Pelayanan Kebidanan di Amerika
Di Amerika, para bidan
berperan seperti dokter, berpengalaman tanpa pendidikan yang spesifik,
standar-standar, atau peraturan-peraturan sampai pada awal abad ke 20.
Kebidanan, sementara
itu, menjadi tidak diakui dalam sebagian besar yurisdiksi (hukum) dengan
istilah ‘nenek tua’. Sehingga kebidanan akhirnya padam, profesi bidan hampir
mati.
Sekitar tahun 1700, para
ahli sejarah memprediksikan bahwa angka kematian ibu di AS sebanyak 95%. Salah
satu alasan mengapa dokter banyak terlibat dalam persalinan adalah untuk
mengjhilangkan praktik sihir yang masih ada pada saat itu. Dokter memegang
kendali dan banyak memberikan obat-obatan tetapi tidak mengindahkan aspek
spiritual, sehingga perempuan yang menjalani persalinan selalu dihinggapi
perasaan takut terhadap kematian.
Di Amerika menerapkan
sistem Homebirth. Homebirth adalah metode persalinan
alami yang dilakukan di rumah pribadi dan berlangsung secara normal hanya
dengan bantuan bidan.
Persalinan
homebirth dilakukan secara normal vaginal (vaginal birth) dan tanpa bantuan
obat-obatan atau alat pemacu kelahiran (drip).
Paket
persalinan di rumah mulai populer di negara-negara maju. Persalinan dilakukan
di rumah dengan mendatangkan tenaga penolong persalinan seperti bidan atau dukun
ke rumah karena terbatasnya akses si ibu untuk menuju rumah sakit atau
hambatan sosial ekonomi si calon ibu untuk mendapatkan layanan persalinan yang
cukup.
Keunggulan
Homebirth dibanding melahirkan di klinik / Rumah Sakit:
1.
Ibu merasa lebih comfort karena
berada di rumah sendiri, terutama dalam hal privasi. Jika melahirkan di rumah
sakit ada kalanya ibu yang mau melahirkan digabungkan dengan pasien lain,
dengan demikian privasi si ibu bisa terganggu misalnya karena mendengar erangan
atau rintihan pasien lain yang mau melahirkan.
2.
Anggota Keluarga lain boleh
menghadiri dan melihat persalinan, termasuk anak (kakak si bayi), asalkan
sebelumnya diberi pengarahan terlebih dahulu. Di rumah sakit, hal ini biasanya
dilarang, dan kalaupun boleh biasanya hanya suami seorang saja yang dibolehkan
mendampingi.
3.
Ibu akan diberi kebebasan lebih,
termasuk untuk berekspresi atau meluapkan emosinya. Dalam homebirth si ibu
tidak dilarang untuk menangis, bahkan, teriak atau menjerit karena kesakitan
saat kontraksi, di mana hal ini biasanya dilarang jika persalinan dilakukan di
rumah sakit.
Pendidikan Kebidanan di Amerika
Tahun 1765, pendidikan
formal untuk bidan mulai di buka pada akhir abad ke 18. Banyak kalangan medis
yang berpendapat bahwa secar emosi dan intelektual, perempuan tidak mampu
belajar dan menerapkan metode obstetrik. Pendap[at ini digunakan untuk menjatuhkan
profesi bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung. Pada pertengahan abad
antar tahun 1770 dan 1820, para perempuan golongan atas di kota-kota Amerika,
mulai meminta bantuan para dokter.
Sejak awal tahun 1990
setengah persalinan di AS ditangani oleh dokter; bidan hanya menangani
persalinan perempuan yang tidak mampu mebayar dokter.
Tahun 1915, Dokter
Joseph de lee mengatakan bahwa kelahiran bayi adalah proses patologis dan bidan
tidak mempunyai peran didalamnya, serta diberlakukannya protap pertolongan
persalinan di AS, yaitu : memberikan sedatif pada awal inpartu, membiarkan serviks berdilatasi memeberikan
ather pada kala II, melakukan episiotomi, melahirkan bayi dengan forceps
ekstraksi plasenta, memberikan uteronika serta menjahit episiotomi.
Tahun 1955 American College of Nurse-Midwifes (ACNM) di buka. Pada tahun
1971, seorang bidan di Tennese mulai menolong persalinan secara mandiri di
institut kesehatan.
Pada tahun 1979, badan
pengawasan obat Amerika menyatakian bahwa ibu bersalin yang menerima anestesi
dalam dosis tinggi melahirkan anak-anak dengan kemunduran perkembangan
psikomotor.
Pada era 1980-an, ACNM
membuat pedoman alternatif lain dalam homebirth.
0pada tahun yang sama dibuat legalisasi tentang praktik profesional bidan, sehingga
membuat bidan menjadi sebuah profesi dengan lahan praktik yang spesifik dan
membutuhkan organisasi yang mengatur profesi tersebut.
Pada tahun 1982 MANA (Midwive Alliance Of North America) dibentuk guna meningkatkan
komunikasi antar bidanserta mwembuat peraturan sebagai dasar kompetisi untuk
melindungi bidan.
Hambatan-hambatan
yang dirasakan oleh bidan Amerika saat ini antara lain :
a.
Walau ada banyak undang-undang yang baru, direct entri midwives masih dianggap
ilegal di beberapa negara bagian.
b.
Lisensi praktik berbeda pada setiap negara
bagian, tidak ada standar nasional
sehingga tidak ada definisi yang jelas tentang bidan sebagai seseorang yang
telah terdidik dan memiliki standar kompetensi yang sama.
c.
Kritik tajam dari profesi medis kepada direct entry midwives ditambah dengan
isolasi dari sistem pelayanan kesehatan telah mempersulit sebagian besar dari
mereka untuk memperoleh dukungan medis yang memadai bila terjadi keadaan gawat
darurat.
Pendidikan kebidana
biasanya berbentuk praktik lapangan. Sampai saat ini mereka bisa menangani
persalinan dengan pengalaman sebagai bidan. Bidan adalah seseorang telah
menyelesaikan pendidikan 4 tahun dan praktik lapangan selama 2 tahun, yang mana
biayanyan yang sangat mahal. Kebidanan memiliki sebuah organisasi untuk
membentuk standar, menyediakan sertifikat dan membuat ijin praktik. Saat ini AS merupakan negara yang
menyediakan perawatan maternitas termahal di dunia, tetapi sekaligus merupakan
negara industri yang paling buruk dalam hasil perawatan natal di negara-negara
industri lainnya.
- Ontario Canada
Ontario adalah provinsi pertama di Canada yang menerbitkan
peraturan tentang kebidanan setelah sejarah panjang tentang kebidanan yang
ilegal dan berakibat pada meningkatnya praktik bidan yang tidak berijin.
Mulai tahun 1978 wanita dan keluarga
tidak puas dengan system perawatan maternity di Ontario.Bidan-bidan di Ontario
memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda yang terbanyak adalah
berasal dari pendidikan kebidanan di Britain, beberapa mempunyai pendidikan
kebidanan formal di UK, Belanda, Jerman dan beberapa memiliki latar belakang
perawat. Selain itu di Canada tenaga bidan yang ada pada umumnya datang dari
negara luar. Mereka datang sebagai tenaga perawat dan pelayanan kebidanannya
disebut maternity nursing. Di Canada tidak ada peraturan atau izin praktek
bidan, pada tahun 1991 kebenaran bidan atau miwife diakui di Kanada.
Dan
mereka yang telah mempunyai ijasah bidan diberi kesempatan untuk registrasi dan
mendapat izin praktek.
Model kebidanan yang
dipakai di Ontario berdasarkan pada definisi ICM tentang Bidan yaitu seorang
tenaga yang mempunyai otonomi dalam lingkup persalinan yang normal.
Pendidikan bidan di Canada
ditempuh selama 3 tahun. Model pendidikan yang dipakai ada 2 yaitu pembelajaran
teori dan magang.
Pembelajaran teori di kelas
difokuskan pada teori dasar, yang akan melahirkan bidan - bidan yang dapat
mengartikulasikan teorinya sendiri dalam praktik, memanfaatkan penelitian dalam
praktik mereka dan berfikir kritis tentang praktik. Dilengkapi dengan belajar
magang, dimana mahasiswa bekerja dengan bimbingan dan pengawasan bidan yang
berpraktik dalam waktu yang cukup lama. Bidan tersebut memberikan role model
yang penting untuk proses pembelajaran.
- Australia
® Florence Nightingale : Pelopor kebidanan dan keperawatan yang
dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19.
® Tahun 1824 : Kebidanan masih belum di kenal sebagai bagian dari
pendidikan medis di Inggris dan Australia, kebidanan masih didominasi oleh
profesi dokter.
® Tahun 1862 : Pendidikan bidan pertama kali di Australia dimulai.
Lulusan itu dibekali dengan pengetahuan teori dan praktek.
® Tahun 1893 : Pendidikan Diploma Kebidanan dimulai
® Tahun 1899 : Hanya bidan sekaligus perawat yang telah terlatih
yang boleh bekerja di rumah sakit.
® Tahun
1970 dibuka home Birth Centres di Australia.
Beberapa
bidan pemimpin/senior terinspirasi oleh American birth centers.
Fasilitasnya di sini termasuk untuk
memfasilitasi ibu bersalin yang menginginkan posisi berdiri, berendam dalam
bath up dll, dengan ruangan yang bisa menampung keluarga pasien dan
anak-anaknya dengan lingkungan yang nyaman.
Tahun 1990 : Mulai ada
kebidanan direct entry dimana memisahkan pendidikan kebidanan dan keperawatan.
Pendidikan bidan di Australia dimulai dengan Basic perawat ditambah 2 tahun.
Faktor
yang bekerja melawan kebidanan
§ Medical
yang dominan
§ Berlawanan
dengan profesi keperawatan
§ Tidak
mengabaikan komunitas peran bidan
Tahun 2000 : Telah dibuka
University of Technology of Sidney yaitu S2 (Doctor of Midwifery).
- Selandia Baru
Selandia Baru telah mempunyai peraturan tentang cara kerja
kebidanan sejak tahun 1904, tetapi lebih dari 100 tahun yang lalu, lingkup
praktik bidan telah berubah secara berarti sebagai hasil dari meningkatnya
sistem perumahsakitan dan pengobatan atau pertolongan dalam kelahiran.
Karena danya otonomi bagi pekerja yang bergerak dalam porakteknya
dengan lingkup praktek yang penuh di awal tahun 1900, secara perlahan bidan
menjadi ‘asisten’ dokter. Bidan bekerja di masyarakat di mulai dengan bekerja
di rumah sakit dalam area tertentu, seperti klinik antenatal, ruang bersalin
dan ruang nifas, kehamilan dan persalinan menjadi terpisah menjadi khusu dan
tersendiri secara keseluruhan. Dalam proses ini, bidan kehilangan pandangan
bahwa persalinan adalah suatu peristiwa yang normal dan dengan peran mereka
sendiripun sebagai pendamping pada peristiwa normal tersebut.
Di samping itu bidan menjadi berpengalaman memberikan intervensi
dan asuhan maternitas yang penuh dengan pengaruh medis, dimana seharusnya para
dokter dan rumah sakit secara langsung yang lebih tepat untuk memberikannya.
Selama 50 tahun sejarah kebidanan
hanya terpaku pada medicalisasi kelahiran bayi yang progresif. Wanita tukang
sihir telah dikenal sebagai bagian dari sisterm maternal sejak tahun 1904,
tindakan keperawatan tahun 1971 mulai diterapkan pada setiap ibu hamil, hal ini
menjadikan bidan sebagai perawat spesialis kandungan.
Pada tahun 1970 Selandia Baru telah
menerapkan medicalisasi kehamilan. Ini didasarkan pada pendekatan mahasiswa
pasca sarjana ilmu kebidanan dan universitas Aukland untuk terjun ke rumah
sakit pemerintah khusus wanita. Salah satu konsekwensi dari pendekatan ini
adalah regional jasa. Ini adalah efek dari sentralisasi yang mengakibatkan
penutupan RS di pedesaan dan wilayah kota.
Model di atas ditujukan untuk memberikan pelayanan pada maternal
dan utnuk mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan janin hal ini
berlangsung pada tahun 1920 sampai dengan tahun 1980 dimana yang memberlakukan
model tersebut adalah negara-negara barat seperti Selandia Baru, Australia,
Inggris dan Amerika. Tetapi strategi seperti itu tidak mencapai kesuksesan.
Di Selandia Baru, para wanitalah yang melawan model asuh persalinan tersebut dan menginginkan kembalinya bidan ‘tradisional’ yaitu seseorang yang berpengalaman dari mulainya kehamilan sampai dengan enam minggu setelah persalinan. Mereka menginginkan bidan yang berkerja dipercaya kemampuannya untuk menolong persalinan tanpa intervensi dan memberikan dukungan bahwa persalinan adalah peristiwa yang normal .
Di Selandia Baru, para wanitalah yang melawan model asuh persalinan tersebut dan menginginkan kembalinya bidan ‘tradisional’ yaitu seseorang yang berpengalaman dari mulainya kehamilan sampai dengan enam minggu setelah persalinan. Mereka menginginkan bidan yang berkerja dipercaya kemampuannya untuk menolong persalinan tanpa intervensi dan memberikan dukungan bahwa persalinan adalah peristiwa yang normal .
Wanita-wanita Selandia Baru menginginkan untuk mengambil alih kembali kontrol dalam
persalinan mereka dan menempatkan diri mereka di tempat yang tepat sebagai
pusat kontrol di dalam memilih apa yang berkenaan dengan diri mereka.
Pada era 80-an, bidan bekerjasama dengan para wanita untuk
menegaskan kembali otonomi bidan dan bersama-sama sebagai partner mereka telah
membawa kebijakan politik yang diperkuat dengan legalisasi tentang
prfoesionalisme praktek bidan. Sebagian besar bidan di Selandia Baru mulai
memilih untuk bekerja secara mandiri dengan tanggungjawab penuh kepada klien
dan asuhannya dalam lingkup yang normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu,
pelayanan mmaternitas telah berubah secara dramatis. Saat ini, 86% wanita
mendapatkan pelayanan dari bidan selama kehamilan sampai nifas, dan asuhan
berkelanjutan pada persalinan dapat dilakukan di rumah ibu. Sekarang, di
samping dokter, 63% wanita memilih bidan sebagai satu-satunya perawat
maternitas, dalam hal ini terus meningkat. Ada suatu keinginan dari para wanita
agar dirinya menjadi pusat pelayanan maternitas. Di rumah sakit pun memberikan
pelayanan bagi yang menginginkan tenaga kesehatan profesional yaitu pusat
pelayanan maternitas.
Model kebidanan yang digunakan di Selandia Baru adalah partnership
antara bidan dan wanita. Bidan dengan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya, dan wanita dengan pengetahuan tentang kebutuhan diri dan
keluarganya, serta harapan-harapan terhadap kehamilan dan persalinan. Pada awal
kehamilan, anatara bidan dan wanita harus saling mengenal dan menumbuhkan rasa
saling percaya di antara keduanya. Dasar dari model partnership adalah
komunikasi dan negosiasi.
Di Selandia Baru, bidan harus dapat membangun hubungan partnership
dengan wanita yang menjadi kliennya, disamping bidan harus mempunyai kemampuan
yang profesional.
- Inggris
Buku
tentang praktek kebidanan diterbitkan tahun 1902 di Inggris, dan didisain untuk
melindungi masyarakat dari praktisi yang tidak memiliki kualifikasi. Pada saat
itu sebagian besar bidan, buta huruf, bekerja sendiri, menerima bayaran untuk
pelayanan yang mereka berikan pada klien. Meskipun proporsi dari praktek bidan
yang mempunyai kualifikasi meningkat dari 30% pada tahun 1905 menjadi 74% di
tahun 1915, banyak wanita yang lebih menyukai dukun. Hal ini karena dukun lebih
murah mengikuti tradisi lokal dan memberikan dukungan domestik.
Selama tahun 1920-an 50-60% wanita hanya ditolong oleh seorang
bidan dalam persalinannya, tetapi dalam keadaan gawat darurat bidan harus
memanggil dokter. Pelayanan dipusatkan pada persalinan dan nifas dan pelayanan
antenatal mulai dipromosikan pada tahun 1935.
Bidan mandiri terancam oleh praktik lokal dan peningkatan
persalinan di rumah sakit. Pada tahun 1930 perawat yang juga terdaftar memasuki
kebidanan karena dari tahun 1916 mereka dapat mengikuti kursus pendek kebidanan
daripada wanita tanpa kualifikasi sebagai perawat. Hal ini mengakibatkan
penurunan status dan kekuatan bidan karena perawat disosialisasikan untuk
menangani keadaan patologis daripada keadaan fisiologis. Meskipun direct
entrynya dibuka kembali pada awal tahun 1990. semua kursus kebidanan saat ini
cenderung untuk dibatasi disekitar kualifikasi keperawatan.
Selama tahun 1980, bidan di inggris mulai berusaha mendapatkan
otonomi yang lebih dan meningkatkan sistem melalui penelitian tentang
alternatif pola perawatan. Dengan perkembangan persalinan alternatif, bidan
mulai mengembangkan praktik secara mandiri. Selama pertengahan 1980 kira – kira
ada 10 bidan yang praktik secara mandiri di Inggris. Pada 1990 ada 32 bidan
independent dan pada tahun 1994 angka perkiraan dari bidan independent adalah
100 orang dengan 80 orang diantaranya terdaftar dalam independent midwifery.
Alasan bidan di Inggris melaksanakan praktek mandiri:
a.
Penolakan terhadap
model medis dalam
kelahiran(medicalisasi)
b.
Ketidakmampuan untuk
menyediakan perawatan yang memuaskan dalam NHS(National Health Servis ).
c.
Untuk mengurus status
bidan sebagai praktisi.
d.
Untuk memberikan
kelangsungan perawatan dan kemampuan bidan dalam memberikan pertolongan
persalinan di rumah sebagai pilihan mereka.
Pendidikan kebidan di Inggris terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a.
Preregistration three year programme/direct entry. Program ini di
tjukan bagi yang belum pernah mengenyam pendidikan keperawat dasar dengan lama
pendidikan selama 3-4 tahun.
b.
Pre-registration (Shortened) 18 months programme. Program ini di
tujukan bagi yang pernah mengenyam pendidikan keperawatan dasar dengan lama
pendidikan 18 bulan – 2 tahun.
Organisasi profesional kebidanan di inggris :
a.
RCM (Royal College of Midwives), merupakan lembaga yang mendukung
bidan dalam upayanya meningkatkan standar perawatan bagi ibu, bayi, dan
keluarganya. Tujuan dari RCM adalah untuk meningkatkan seni dan ilmu kebidanan
serta meningkatkan standar profesionalisme.
b.
ICM (international confederation of midwives), merupakan
konfederasi bidan dunia yang sekretariatnya berada di london. Tujuan dari ICM
adalah meningkatkan standar keperawatan bagi wanita, bayi, dan keluarganya di selurh
dunia melalui pembangunan, pendidikan, dan penyediaan bidan yang profesional.
c.
Europian Community midwives directive, merupakan aliansi bidan
se-eropa yang berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.
- Belanda
Perkembangan
Kebidanan
Wanita berhak memilih apakah ia mau
melahirkan di rumah atau di Rumah Sakit, hidup atau mati. Belanda memiliki angka kelahiran yang sangat tinggi, sedangkan
kematian prenatal relatif rendah. Prof. Geerit Van Kloosterman pada
konferensinya di Toronto tahun 1984 menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah
normal dan harus selalu di pantau dan mereka bebas memilih untuk tinggal di
rumah atau di rumah sakit dimana bidan yang sama akan memantau kehamilan.
Pendidikan kebidanan di
Belanda memiliki prinsip yakni sebagaimana member anastesi dan sedative pada
pasien barulah mengadakan pendekatan dan member dorongan pada ibu saat
persalinan. Jadi prakteknya bidan harus memandang ibu secara keseluruhan dan
mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri. Bidan di Belnda 75% bekerja
mandiri dan harus menjadi role model di masyarakat dan menganggap kehamilan
adalah sesuatu yang normal.
Pendidikan
Kebidanan di Belanda
Negara Belanda merupakan salah satu
negara Eropa yang teguh berpendapat bahwa pendidikan bidan harus dilakukan secara
terpisah dari pendidikan perawat. Menurut Belanda disiplin kedua bidang ini
memerlukan sikap dan ketrampilan yang berbeda. Perawatan pada umumnya bekerja
secara hirarki di RS , di bawah pengawasan sedangkan bidan diharapkan dapat
bekerja secara mandiri di tengah masyarakat. Akademi pendidikan bidan yang
pertama pada tahun 1861 di rumah sakit Universitas Amsterdam. Akademi ke dua
dibuka pada tahun 1882 di Roterrdam dan yang ketiga pada tahun 1913 di Heerlen.
Pada awalnya pendidikan bidan adalah 2 tahun, kemudian menjadi 3 tahun dan kini 4 tahun( sejak 1994). Pendidikannya
adalah direct entry dengan dasar lulusan SLTA 13 tahun. Tugas pokok bidan di
Belanda adalah keadaan yang normal dan merujuk keadaan yang abnormal ke dokter
ahli kebidanan.
Di Belanda pada tahun 2000 terdapat
205.000 kelahiran, dengan 80% mulai dengan primary care, 50% persalinan di
bawah primary care, 34% persalinan dirumah. Kehamilan psikologi 70% di rumah,
30% persalinan dirumah sakit atas pilihan sendiri atau keluarga.
Di Belanda terdapat ±
1627 bidan, 71% praktek secara mandiri, 15% di RS, 14% bekerja di bidan praktek
swasta.
Pendidikan
Kebidanan di Belanda terpisah dari pendidikan keperawatan dan berkembang
menjadi profesi yang berbeda. Di Belanda ada 3 institusi kebidanan dan menerima
66 mahasiswa setiap tahunnya. Hampir tahun 800 calon mahasiswa (95% wanita, 4%
pria) yang mengikuti tes syarat masuk mengikuti pendidikan usia minimum 19
tahun, telah menamatkan Secondary Education atau yang sederajat dari jurusan kimia
dan biologi. Mahasiswa kebidanan tidak menerima gaji dan
tidak membayar biaya pendidikan.
Selama
pendidikan di ketiga institusi tersebut menekankan bahwa kehamilan, persalinan,
dan nifas sebagai proses fisiologis. Ini diterapkan dengan menempatkan
mahasiswa untuk praktek di kamar bersalin dimana wanita dengan resiko rendah
melahirkan. Mahasiswa akan teruju keterampilan kebidanan yang telah
terpelajari.
Bila
ada masalah, mahasiswa baru akan berkonsultasi dengan Ahli kebidanan dan
seperti di rumah, wanita di kirim ke ruang bersalin patologi. Mahasiswa
diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika
mereka lulus ujian akhir akan menerima ijazah yang didalamnya tercanbtum nilai
ujian.
Pelayanan Kebidanan di
Belanda
Adapun pelayanan-pelayanan yang
dilaksankan di Belanda:
a.
Pelayanan
Antenatal
Bidan menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri
daripada perawat. Bidan mempunyai ijin resmi untuk praktek dan menyediakan
layanan kepada wanita dengan resiko rendah.
Bidan harus merujuk wanita dengan resiko tinggi ke Ahli Kebidanan
untuk di rawat dengan baik.
Dibentuknya daftar indikasi untuk memperbaiki pelayanan kebidanan
dan ahli kebidanan untuk meningkatkan kerjasama antar keduanya yang berisi riwayat
sebelum dan sesudah pengobatan. Suksesnya penggunaan daftar indikasi merupakan
dasar yang penting mengapa persalinan di rumah disediakan dan menjadi
alternatif.
b.
Pelayanan
Intrapartum
Pelayanan ini dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam setelah
lahirnya plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan
episiotomi tapi tidak diijinkan menggunakan alat kedokteran. Biasanya bidan
menjahit luka perineum atau episiotomi, untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli
Kebidanan. Syntometrin dan Ergometrin diberikan jika ada indikasi.
c. Pelayanan Postpartum
Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong
oleh bidan, hanya 20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada
community – normal, bidan sudah mempunyai indefendensi yang jelas. Bidan
mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi proses alami,
menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan
pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan bidan digunakan sistem
Direct Entry dengan lama pendidikan 3tahun.
9. Afrika
Pada
tahun 1687 sebagai kepala keperawatan di rumah sakit perusahaan, dan menjadi
bidan pertama yang melaksanakan tugas-tugas perawatan umum sebagaimana
tugas-tugas kebidanan.Terlihat
dimana terdapat sedikit perkembangan dalam pelayanan dan pelatihan kebidanan
sampai awal abad ke-19.Ide
pendirian sekolah kebidanan baru terlaksana pada tahun 1808, saat seorang
dokter bedah dari pemerintah batavia terdahulu. Gubernur Earl of caledon
menyetujui pendirian sekolah tersebut pada tanggal 1 November 1810, dan Dr Wehr
ditunjuk sebagai instruktur kolonial kebidanan. pelatihan para bidan di mulai
pada tahun 1811. Tujuh kandidat yang menyelesaikan pelatihan tersbeut dan
terkualifikasi pada tahun 1813 merupakan profesional pertama yang terlatih dan
terkualifikasi di Afrika. Disini Dr James Prince, seorang dokter kanada,
memutuskan untuk menyusun pelayanan kebidanan daerah dengan bantuan bidan Ella
Ruth terdaftar sebagai perawat umum pada tahun 1919 dan sebagai seorang bidan
pada tahun 1920, sehingga menjadi wanita kulit berwarna pertama yang memiliki
kulaifikasi ganda. Pelatihan kebidanan bagi orang kulit hitam dimulai
sesudahnya, dan pada tahun 1927.
- Spanyol
Spanyol merupakan salah satu negara
dibenua Eropa yang telah lama mengenal profesi bidan. Diceritakan bahwa dalam
abad pertengahan salah satu rajanya ( Philip) ditolong oleh bidan pada waktu
lahir. Dalam tahun 1752 dibuat persyaratan bahwa bidan harus lulus ujian,
dimana materi ujiannya adalah dari sebuah buku kebidanan “A Short treatise on the Art of Midwifery”.
Pendidikan bidan di ibu kota Madrid dimulai tahun 1789. Bidan disiapkan untuk
bekerja secara mandiri di masyarakat, terutama di kalangan petani dan buruh
tingkat menengah ke bawah. Bidan tidak boleh mandiri memberi obat-obatan,
melakukan tindakan yang menggunakan alat-alat kedokteran. Akan tetapi bidan
diperbolehkan untuk menolak kelahiran sungsang, gemeli, lahir premature dan
melakukan versi luar maupun pengeluaran plasenta secara manual.
Pada tahun 1942 sebuah RS, Santa
Cristina menerima ibu-ibu yang hendak bersalin. Untuk itu dibutuhkan tenaga
bidan lebih banyak.
Pada tahun 1932 pendidikan bidan di
sini secara resmi menjadi School of midwives. Antara tahun 1987-1988 pendidikan
bidan untuk sementara ditutup karena diadakan penyesuaian kurikulum bidan
menurut ketentuan negara-negara masyarakat Eropa, bagi mereka yang telah lulus
sebelum itu, penyesuaian pada akhir 1992.
- Denmark
Denmark merupakan negara Eropa
lainnya yang berpendapat bahwa profesi bidan tersendiri . Pendidikan bidan di
sini dimulai pada 1787 dan pada tahun pad tahun 1987 yang lalu merayakan
berdirinya 200 tahun sekolah bidan . Kini ada 2 pendidikan bidan di Denmark .
Setiap tahun menerima 40 siswa dengan lama pendidikan 3 tahun direck
entry. Mereka yang menjadi perawat maka pendidikannya ditempuh 2 tahun . Hal
ini menimbulkan berbagai kontroversi dikalangan bidan sendiri, apakah tidak
sebaiknya pendidikan bidan didasarkan atas perawat? Sebagian besar berpendapat
tidak baik.
Pendidikan post graduate bagi bidan
selama 9 bulan dalam bidang pendidikan dan pengelola. Tahun 1973 disusun
rangkaian pedoman bagi bidan yang mengelompokan klien dalam berbagai risiko
yang terjadi. Hal ini menimbulkan masalah , karena tidak jelas batasan risiko
rendah dan tinggi. Pada tahun 1980 diadakan perubahan pedoman baru yang isinya
sama sekali tidak menyinggung masalah risiko . Yang tercantum dalam kata
pengantar tentang masa kehamilan adalah sebagai berikut “ The perintal periot
is anormal period of family Life.The women, her family and close friend should
be central. The midwife, docter and any other staff are there only to support
the women and her family”. Penekanan pelayanannya adalah pada kesehatan dan non
invansi care.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni perkembangan di bidang kebidanan di masing-masing negara yaitu : Amerika,Canada, Australia, Selandia Baru, Inggris, Belanda, dan Afrika jelas memiliki perbedaan. Baik itu dalam perkembangan pelayanan, maupun pendidikan kebidanya.Dengan demikian, uraian-uraian di atas dapat dijadikan pembanding dan dapat kita pilah mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan tersebut.
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni perkembangan di bidang kebidanan di masing-masing negara yaitu : Amerika,Canada, Australia, Selandia Baru, Inggris, Belanda, dan Afrika jelas memiliki perbedaan. Baik itu dalam perkembangan pelayanan, maupun pendidikan kebidanya.Dengan demikian, uraian-uraian di atas dapat dijadikan pembanding dan dapat kita pilah mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani,Dwiana.2008.Konsep Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya.
Soepardan,Suryani.2007.Konsep Kebidanan.Jakarta:EGC.
Depkes RI. (2003). Dasar dasar asuhan kebidanan. Jakarta.
Depkes RI. (2003). Standar Asuhan Kebidanan bagi Bidan dirumah Sakit dan Puskesmas. Jakarta.
PPKC. (2003). Manajemen Asuhan Kebidanan. Jakarta.
Depkes RI. (2003). Dasar dasar asuhan kebidanan. Jakarta.
Depkes RI. (2003). Standar Asuhan Kebidanan bagi Bidan dirumah Sakit dan Puskesmas. Jakarta.
PPKC. (2003). Manajemen Asuhan Kebidanan. Jakarta.
Mustika
Sofyan dkk,” Bidan menyongsong Masa Depan”, PP IBI 2001.
permisi mbaa boleh minta kontaknya mba? ada yang ingin saya tanyyakan..
BalasHapus