Tampilkan postingan dengan label Kebidanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kebidanan. Tampilkan semua postingan

23 April 2013

JURNAL KEBIDANAN

Diposting oleh Unknown di 4/23/2013 08:03:00 AM 0 komentar

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III YANG MENJALANKAN PROGRAM SENAM HAMIL DENGAN
LAMA PERSALINAN DI RS PANTI WILASA CITARUM
SEMARANG
Fitri Widyastuti. *)
Wagiyo **), Purnomo **)
*) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang,
**) Dosen Program Studi D3, D4 Ilmu Keperawatan Poltekes Semarang,
**) Dosen Program Studi D3,D4 Ilmu Keperawatan Poltekes Semaran.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kurangnya minat ibu hamil yang mengikuti program senam hamil meskipun mereka tahu tentang manfaat senam hamil dalam proses persalinan dan kelahiran, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul hubungan tingkat kepatuhan ibu hamil trimester III yang menjalankan program senam hamil dengan lama persalinan. Penelitian ini merupakan penelitian crosectional untuk melihat adanya hubungan tingkat kepatuhan ibu hamil trimester III yang menjalankan program senam hamil dengan lama persalinan di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang menjalani program senam hamil di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang, teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Metode pengambilan data dalam penelitian ini melalui studi dokumentasi. Uji analisis statistik yang digunakan adalah chi-square dengan hasil x2hitung (4,041) lebih besar dari x2tabel (3,841) artinya ada hubungan antara tingkat kepatuhan menjalankan program senam hamil selama trimester III dengan lama persalinan.
Kata Kunci : Senam Hamil dan Lama Persalinan

PENDAHULUAN
Kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah bagi seorang wanita, pada masa kehamilan tubuh akan banyak mengalami adaptasi fisiologi dan psikologi. Adaptasi fisiologi terdiri dari perubahan sistem reproduksi, perubahan sistem kardiovaskuler, perubahan sistem pernapasan, perubahan sistem gastrointestinal, perubahan sistem renal, perubahan sistem endokrin, perubahan dinding perut dan kulit, serta perubahan metabolik sedangkan perubahan psikologi terdiri dari stressor pada saat kehamilan dan perubahan psikologi kehamilan (Purwaningsih & Fatmawati, 2010, hlm.39).
Selama kehamilan upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ibu harus diperhatikan, antara lain pentingnya pelaksanan senam hamil bagi ibu-ibu hamil, karena senam hamil selain dapat mengendurkan ketegangan dan perasaan cemas, senam hamil juga dapat mencegah terjadinya kelainan letak janin (Sholihan, 2008, hlm.118).
Senam hamil dapat dimulai dari umur kehamilan setelah 22 minggu (Kusmiyati, 2010, hlm.172). Wanita hamil yang menjalani olahraga secara teratur sesuai kebutuhannya selama kehamilan, proses persalinannya akan berjalan lancar dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu akan jarang mengalami keluhan-keluhan yang biasa terjadi pada ibu hamil seperti sakit punggung (Murbikin, 2008, hlm.146).
Pada penelitian yang telah dilakukan tahun 1989 yang dimuat dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology yang disebutkan pada penelitian Aisyah (2008) membuktikan bahwa ibu-ibu yang melakukan kegiatan senam hamil cukup sering dan teratur selama tiga bulan (trimester) terakhir mengalami persalinan yang tidak begitu terasa sakit dibandingkan dengan persalinan para ibu yang tidak melakukan senam hamil.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Gunadi, K (1992 dalam Kadarti, 2009) pada tanggal 1 Juli 1990–1 Juli 1991 menyimpulkan bahwa senam hamil menurunkan insidensi partus lama, mal presentasi, inertia uteri (stimulasi persalinan) dan partus tindakan. Tujuan senam hamil adalah membuat elastis otot dan ligamen yang ada di panggul, memperbaiki sikap tubuh, mengatur kontraksi dan relaksasi, serta mengatur teknik pernafasan sehingga otot-otot dapat berfungsi secara optimal untuk menjalani persalinan yang normal dengan lama persalinan yang normal pula (kurang dari 24jam).
Latihan senam hamil merupakan suatu yang masih baru dikalangan penduduk Indonesia. Bagi masyarakat kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya latihan senam hamil ini bukanlah suatu hal yang aneh, tetapi tidak berarti semuanya mengerti dan menyadari bahwa latihan senam hamil berguna bagi wanita hamil. Justru masyarakat kota yang telah modern dan maju inilah yang memerlukan latihan fisik, baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan hamil (Januarahmawati, 2008, ¶3).
Di Semarang khususnya di RS. Panti Wilasa Citarum telah diprogramkan latihan senam hamil dua kali dalam seminggu. Dari data yang di peroleh di RS. Panti Wilasa Citarum pada bulan Januari-Desember 2010 terdaftar sekitar 107 ibu hamil yang mengikuti program senam hamil. Dari data laporan persalinan bulan Januari-Juli 2011 terdapat 138 persalinan primigravida secara spontan dan cukup bulan dengan presentase 25,37 % ibu yang melahirkan dengan waktu yang lebih singkat karena mengikuti senam hamil.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa senam hamil sangat bermanfaat bagi ibu hamil. Namun pelaksaanaan senam hamil yang tidak teratur dapat mempengaruhi lamanya persalinan dan dapat juga berdampak buruk terhadap ibu dan janin. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tujuan mengetahui adakah hubungan tingkat kepatuhan ibu hamil trimester III yang menjalankan program senam hamil dengan lama persalinan di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian crosectional yang tujuannya adalah untuk mencari adanya hubungan tingkat kepatuhan ibu hamil trimester III yang menjalankan program senam hamil dengan lama persalinan di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 25 Oktober–24 Desember 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di RS. Panti Wilasa Citarum, Semarang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang ibu primigravida yang melahirkan cukup bulan serta yang menjalankan program senam hamil selama trimester III. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan total sampling.
Metode pengambilan data dalam penelitian ini melalui studi dokumentasi. Dalam melakukan pengumpulan data peneliti mendapatkan data primer dengan cara wawancara secara langsung kepada responden yang melahirkan di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang. Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder peneliti melakukan observasi yaitu dengan melihat data absensi program senam hamil untuk melihat tingkat kepatuhan menjalankan senam hamil serta melihat catatan hasil laporan persalinan untuk melihat lama persalinan responden. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah melalui tahapan editing, coding dan entry data. Setelah itu dilakukan proses analisis data secara univariat dan bivariat.
Pada analisis univariat akan menggambarkan mengenai karakteristik responden meliputi umur responden, umur kehamilan, tingkat kepatuhan menjalankan senam hamil dan lama persalinan yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Sedangkan pada analisis bivariat akan menggambarkan mengenai hubungan tingkat kepatuhan menjalankan senam hamil selama trimester III dengan lama persalinan di mana uji yang digunakan adalah uji chi-square.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Umur Responden
Tabel 1
Distribusi frekuensi umur responden di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang pada tanggal 25 Oktober-24 Desember 2011 (n=30)
Responden (tahun)
Frekuensi
Presentase
20-22
23-25
26-28
29-31
9
7
10
4
30,0
23,3
33,3
13,4
Total
30
100,0
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu-ibu yang berusia produktif yaitu antara umur 20-30 tahun. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Hidayatullah (2010, ¶2), usia ideal wanita untuk hamil adalah 20-35 tahun, pada usia tersebut merupakan usia yang aman untuk melahirkan dan masa kesuburan sedang dalam kondisi puncak. Wanita yang usianya melebihi 35 tahun kesuburannya mulai turun sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Komplikasi selama kehamilan lebih sering terjadi ketika wanita mencapai umur ≥35 tahun.
Pernyataan teori tersebut diatas diperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Daryono tentang gambaran karakteristik ibu hamil yang mengikuti senam hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dengan hasil penelitian dari 39 responden ibu hamil yang mengikuti program senam hamil di Puskesmas tersebut, pada kelompok umur 20-23 tahun sebanyak 31 orang (79,5%) dan pada kelompok umur >35 tahun 8 orang (20,5%).

2. Karakteristik Umur Kehamilan Responden
Tabel 2
Distribusi frekuensi umur kehamilan responden di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang pada tanggal 25 Oktober-24 Desember 2011 (n=30)
Umur kehamilan (minggu)
Frekuensi
Presentase
37-39
40-42
20
10
66,7
33,3
Total
30
100,0

Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa umur kehamilan responden merupakan umur kehamilan yang normal yaitu antara 37-41 minggu. Menurut teori yang disebutkan bahwa umur kehamilan normal berkisar dalam rentang 37-41 minggu (Sumapraja,1993 dalam Maryunani, 2010, hlm.35), hal ini diperkuat oleh Bobak, Lowdermilk, dan Jensen (2004, hlm.77) bahwa kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar, atau 9 bulan kalender, atau 40 minggu, atau 280 hari dan lama kehamilan dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir (last menstrual period).
Persalinan yang umur kehamilannya belum mencapai 37 minggu disebut persalinan prematur sedangkan kehamilan yang lebih dari 42 minggu disebut kehamilan serotinus atau postmatur dan diakhiri dengan persalinan anjuran. Meskipun taksiran melahirkan dapat diramalkan berdasarkan hari pertama haid terakhir namun kenyataanya tidak lebih dari 10% wanita melahirkan pada tanggal yang telah ditetapkan (biasanya diperkirakan sekitar 40 minggu pada kehamilan). Sekitar 50% wanita melahirkan dalam waktu 1 minggu (sebelum dan sesudah), dan hampir 90% melahirkan dalam waktu 2 minggu pada tanggal yang telah ditetapkan (Utama, 2010, ¶2).
3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Menjalankan Program Senam Hamil
Tabel 3
Distribusi frekuensi tingkat kepatuhan menjalankan senam hamil selama trimester III di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang pada tanggal 25 Oktober-24 Desember 2011 (n=30)
Tingkat kepatuhan
Frekuensi
Presentase
Patuh
Tidak patuh
11
19
36,7
63,3
Total
30
100,0

Senam hamil merupakan suatu tindakan olah raga yang dilakukan oleh ibu hamil yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan calon bayi yang dikandungnya juga dapat membuat elastis otot-otot rahim, serviks dan otot-otot dasar panggul. Senam hamil akan sangat diperoleh manfaatnya jika dilakukan secara rutin yaitu minimal satu kali dalam seminggu yang dimulai saat umur kehamilan 24 minggu (Evariny, 2007, dalam Roosytasari, 2009).
Wanita hamil yang menjalani olahraga secara teratur sesuai kebutuhannya selama kehamilan, proses persalinannya akan berjalan lancar dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu akan jarang mengalami keluhan-keluhan yang biasa terjadi pada ibu hamil seperti sakit punggung (Murbikin, 2008, hlm.146).
Teori tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Verawati (2003) dengan judul “hubungan senam hamil yang teratur dengan proses persalinan di Klinik Bidan Praktek Swasta, Yogyakarta” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang melakukan senam hamil secara teratur proses persalinannya lebih banyak yang berlangsung secara normal, ada hubungan yang signifikan antara senam hamil teratur dengan proses persalinan.
4. Distribusi Frekuensi Lama Persalinan
Tabel 4
Distribusi frekuensi lama persalinan responden di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang pada tanggal 25 Oktober-24 Desember 2011(n=30)
Lama persalinan
Frekuensi
Presentase
Normal
Lambat
12
18
40,0
60,0
Total
30
100,0

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Maryunani (2010, hlm.40) tanda-tanda persalinan akan segera berlangsung apabila terjadi: his persalinan yang sifatnya teratur; interval makin pendek dan kekuatannya makin besar, pengeluaran pembawa tanda yaitu lendir bercampur darah, pendataran dan pembukaan (dilatasi) dari servik uteri, serta pengeluaran cairan ketuban. Pecahnya ketuban menandakan persalinan akan segera dimulai.
Tahap-tahap persalinan menurut Bobak, Lowdermilk, Jensen (2004) ada 4 tahap yaitu kala I berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap, kala II berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai janin lahir, kala III berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir, dan kala IV merupakan periode observasi pasca persalinan yang ditetapkan berlangsung kira-kira 2 jam setelah plasenta lahir.
Teori yang disebutkan oleh Sumapraja (1993, dalam Maryunani, 2010, hlm.35), menyatakan bahwa persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada usia cukup bulan (aterm), pada letak memanjang dan presentasi kepala, yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran selesai dalam waktu kurang dari 24 jam. Ada banyak faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan antara lain adalah 5P (Passenger, Passage, Power, Possition, dan Psychologis respons).
Teori tersebut diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Usman (2009) di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang pada bulan Januari-Maret 2009 tentang hubungan senam hamil dengan power ibu pada proses persalinan kala II. Dengan hasil penelitian dari 326 persalinan, terdapat 186 persalinan secara abnormal dan hanya 140 persalinan normal.
5. Hubungan Tingkat Kepatuhan Menjalankan Program Senam Hamil Dengan Lama Persalinan.
Tabel 5
Hubungan tingkat kepatuhan menjalankan program senam hamil dengan lama persalinan di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang pada tanggal 25 Oktober-24 Desember 2011 (n=30)
Tingkat kepatu-han
Nor-mal
Lam-bat
Total
x2 hi-tung
Patuh
7
63,6%
4
36,4%
11
100%


4,041
Tidak patuh
5
26,3%
14
73,7%
19
100%
Jumlah
12
40,0%
18
60,0%
30
100%

Di dalam konsep senam hamil yang dikemukakan oleh Hilal (2009) dijelaskan bahwa senam hamil dilakukan untuk mempersiapkan fisik ibu dalam proses persalinan dan kelahiran. Melalui latihan senam hamil diharapkan persalinan dapat berjalan secara normal, dapat mengurangi rasa sakit dan ibu tidak merasa takut serta mempunyai kepercayaan diri yang mantap saat menjalani proses persalinan dan kelahiran.
Teori tersebut diperkuat oleh teori yang dijelaskan oleh Evariny (2007, ¶4), manfaat lain dari pelaksanaan senam hamil adalah melatih pernafasan agar ibu dapat bernafas dengan baik sehingga dapat memberi oksigen yang cukup bagi bayi yang dikandungnya. Latihan pernapasan ini sangat bermanfaat bagi ibu agar siap menghadapi persalinan dan memudahkan proses persalinan normal karena ibu sudah dapat melakukan pernapasan untuk mengejan dengan baik.
Teori tersebut diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilal (2009) di Klinik Bidan Praktek Yogyakarta tentang pengaruh senam hamil terhadap lamanya proses persalinan yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara senam hamil terhadap lamanya proses persalinan. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa senam hamil yang dilakukan secara teratur digunakan untuk mempersiapkan fisik ibu dalam proses kehamilan dan persalinan.
Penelitian yang telah dilakuka oleh Gunadi, K (1992 dalam Kadarti, 2009) pada tanggal 1 Juli 1990–1 Juli 1991 menyimpulkan bahwa senam hamil menurunkan insidensi partus lama, mal presentasi, inertia uteri (stimulasi persalinan) dan partus tindakan. Tujuan senam hamil adalah membuat elastis otot dan ligamen yang ada di panggul, memperbaiki sikap tubuh, mengatur kontraksi dan relaksasi, serta mengatur teknik pernafasan sehingga otot-otot dapat berfungsi secara optimal untuk menjalani persalinan yang normal dengan lama persalinan yang normal pula (kurang dari 24jam).

SIMPULAN
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : gambaran tingkat kepatuhan ibu yang menjalankan program senam hamil adalah sebagian besar ibu tidak patuh yaitu sebanyak 63,3%, pengukuran lama persalinan mulai dari timbulnya tanda-tanda pasti persalinan sampai akhir kala III ada 60.0% ibu yang menjalani persalinan lambat (lebih dari 24 jam), ibu bersalin yang patuh menjalankan program senam hamil dengan lama persalinan yang normal ada 63,6% sedangkan ibu yang tidak patuh menjalankan senam hamil dengan lama persalinan yang lambat ada 26,3%. Hasil uji statistik diperoleh x2hitung lebih besar dari x2tabel maka terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan ibu hamil trimester III yang menjalankan program senam hamil dengan lama persalinan di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang.

SARAN
Setelah peneliti menyimpulkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat khususnya ibu hamil disarankan agar rutin menjalankan senam hamil supaya saat persalinan tiba dapat berjalan lancar dengan waktu persalinan yang normal yaitu kurang dari 24 jam.
2. Bagi pelayanan kesehatan
Mengingat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan senam hamil maka sebaiknya pelayanan kesehatan menyediakan sarana untuk melatih dan mengajarkan senam hamil bagi ibu-ibu hamil.
3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Bagi Institusi Pendidikan khususnya bidang Keperawatan materi tentang senam hamil sangat dianjurkan untuk dijadikan materi pembelajaran supaya para mahasiswa dapat memperkenalkan lebih dalam lagi tentang manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan senam hamil kepada ibu-ibu hamil melalui pendidikan kesehatan misalnya.
4. Bagi peneliti dan perkembangan ilmu keperawatan
Untuk penelitian selanjutnya diusulkan untuk merencanakan pengambilan sampel lebih banyak dengan waktu penelitian yang lebih lama agar lebih mewakili jumlah populasi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. (2008). Gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap senam hamil di Puskesmas Rawasari Kota Jambi tahun 2008. 8(2).69.
Bobak; Lowdermilk; Jensen. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Daryono. (2008). Gambaran karakteristik ibu hamil yang mengikuti senam hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2008. file:///jurnal-senam-hamil/gamb-karakteristik-bumil-di-puskesmas-jambi.htm/ diperoleh tanggal 2 Februari 2012.
Evariny. (2007). Manfaat senam hamil bagi ibu hamil. http://manfaat-senam-hamil.com/ diperoleh tanggal 16 Februari 2012.
Hidayatullah, Sony. (2010). Umur ideal bagi para wanita untuk hamil. http://www.umur-ideal-bagi-para-wanita-untuk-hamil.com/ diperoleh tanggal 4 Januari 2012.
Hilal, Yus Susahana. (2009). Pengaruh senam hamil terhadap lamanya proses persalinan di Klinik Bidan Praktek Yogyakarta. file:///D:/PENGARUH-SENAM-HAMIL-TERHADAP-LAMANYA-PROSES-PERSALINAN-DI-KLINIK-BIDAN-PRAKTEK-YOGYAKARTA.htm/ diperoleh tanggal 4 Januari 2012.
Januarahmawati, david. (2008). Hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan sikap ibu tentang senam hamil di RSU Islam Kustati Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/893/ diperoleh 18 April 2011.
Kadarti, Sri Isnin. (2009). Hubungan senam hamil terhadap kelahiran bayi spontan. www.UMS.com/ diperoleh tanggal 4 Januari 2012.
Kusmiyati, Yuni. (2010). Penuntun praktikum asuhan kehamilan. Yogyakarta: Fitramaya.
Maryunani, Anik. (2010). Nyeri dalam persalinan “Teknik dan cara penanganannya”. Jakarta: TIM (Trans Info Media).
Murbikin, Imam. (2008). Panduan bagi ibu hamil dan melahirkan. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Purwanigsih, Wahyu., & Fatmawati, Siti. (2010). Asuhan keperawatan maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Roosytari, Locana. (2009). Hubungan antara senam hamil dengan proses persalinan normal di Rumah Bersalin As Syifa’ul Ummah Grobogan. www.UMS.com/ diperoleh tanggal 4 Januari 2012.
Saminem. (2009). Seri asuhan kebidanan kehamilan normal. Jakarta: EGC.
Sholihan, Lutfiatus. (2008). Panduan lengkap hamil sehat. Yogyakarta: DIVA Press.
Utama, Bobby Indra. (2010). Masalah waktu persalinan. http://www.medicastore.com/
8
Masalah Waktu Persalinan/ diperoleh tanggal 2 Februari 2012.
Usman, Yerniah Iswanti. (2009). Hubungan senam hamil dengan power ibu pada proses persalinan kala II di RS. Panti Wilasa Citarum Semarang. file:///D:/index.php.htm/ diperoleh tanggal 4 Februari 2012.
Verawati. (2003). Hubungan senam hamil yang teratur dengan proses persalinan di Klinik Bidan Praktek Swasta di Yogyakarta. file:///pengaruh–senam-hamil-terhadap-lamanya-proses-persalinan-di-klinik-bidan-praktek-swasta-di-yogyakarta.htm/ diperoleh tanggal 4 Februari 2012.
9

04 April 2013

organisasi kebidanan di dalam dan luar negeri

Diposting oleh Unknown di 4/04/2013 11:12:00 PM 0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
Ada bermacam-macam organisasi profesi dalam berbagai macam bidang. Secara popular, seorang bekerja di bidang apapun sering diberi predikat professional yang mana pekerja professional adalah seorang pekerja yang terampil  atau cakap dalam bidangnya. Dari beberapa pegertian tentang bidan, dapat diketahui bahwa bidan adalah profesi yang khusus.
Salah satu karakteristik professional menurut Scum E. H. adalah professional membuat perkumpulan untuk profesi dan batasan peraturan  untuk profesi. Bidan adalah jabatan professional, untuk itu bidan harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah memiliki organisasi profesi sebagai wadah bagi anggotanya.
1.2   Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan organisasi kebidanan ?
2.      Apa fungsi organisasi kebidanan?
3.      Apa organisasi kebidanan yang ada di luar negeri dan di dalam negeri?
1.3   Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan organisasi kebidanan.
2.      Mengetahui organisasi bidan yang ada di Indonesia.
3.      Mengetahui organisasi dbidan yang ada di dalam negeri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian organisasi
Linda (2001 : 11) Organisasi profesi bertugas untuk mendefinisikan aktifitas keprofesian mengidentifikasi persyaratan untuk menjadi anggota profesi, menentukan kompetensi yang perlu dikembangkan, meningkatkan penemuan baru, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang profesi dan aktifitasnya kepada aktifis lainnya.
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.
dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi kebidanan adalah suatu organisasi yang aktifitas pokoknya melakukan pelayanan KIA dan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang dicapai adalah membentuk pelayanan yang bermutu dan berkwalitas.

2.2 Organisasi kebidanan di dalam negeri   
               IBI (Ikatan Bidan Indonesia)
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) adalah organisasi kebidanan yang ada di Indonesia . IBI merangkul seluruh bidan di Indonesia untuk bersatu dalam satu wadah.
IBI terdaftar sebagai anggota Ikatan Bidan Sedunia /International Confederation of Midwives (ICM) tahun 1956.
IBI menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Tujuan IBI :
1.            Membina pengetahuan dan ketrampilan anggota dalam profesi kebidanan
2.            Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional
3.            Meningkatkan kududukan dan martabat bidan dalam masyarakat
4.            Meningkatkan persatuan dan kesatuan.
5.            Meningkatkan profesionalisme bidan.
6.            Meningkatkan peran dalam pelayanan kesehatan.
7.            Meningkatkan citra bidan.
8.            Menggalang persatuan dan persaudaraan antara sesama bidan serta kaum wanita dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa
2.3  Organisasi kebidanan di luar negeri
1.      ICM (Internatinal Confederation of Midwives(ICM)
Konfederasi Internasional Bidan mendukung, mewakilidan bekerjauntuk memperkuatasosiasiprofesionalbidandi seluruh dunia. ICM mewakili lebih dari 250.000 anggota profesional melalui108 asosiasi kebidanandi 98 negara. ICM bekerja dengan bidandan asosiasi kebidanan global untuk mengamankan hak perempuandanakses ke perawatankebidanansebelum, selama dansetelah melahirkan.
ICM telahbekerja bersamabadan-badan PBBdan mitralainnyaselama puluhan tahunglobal untukmembantu mengurangijumlahibu danbayi yang meninggal.
Diketahui bahwa bidan telah melakukan upaya untuk ada di dunia internasional selama lebih dari 100 tahun. Ada catatan dari konferensi bidan yang diselenggarakan di Berlin, Jerman, pada tahun 1900, ketika lebih dari 1.000 bidan hadir dan  ini diatur tanpa menggunakan telepon, komputer, kartu kredit atau pesawat terbang.
Pada tahun 1919, sekelompok bidan Eropa, berpusat di Antwerp, Belgia, mendirikan  Konfederasi Internasional Bidan. Pada saat ini, banyak negara telah memiliki asosiasi nasional dari bidan, komunikasi di antara mereka meningkat dan serangkaian pertemuan rutin
Selama tahun 1930-an dan 1940-an, perjalanan dan komunikasi di Eropa terganggu oleh perang dan kerusuhan. Sayangnya, catatan rinci pertemuan bidan sebelumnya 'dan dokumen hancur. Namun, keinginan untuk melanjutkan kerja internasional masih kuat. Pada tahun 1954, inisiatif tumbuh lagi dan kali ini lokasi London, Inggris. Untuk pertama kalinya, nama 'International Confederation of Midwives' diputuskan, dan juga gagasan kongres tiga tahunan rutin didirikan. Sejak 1954 rangkaian pertemuan tersebut setiap tiga tahun tetap tak terputus.
ICM sekarang memiliki lebih dari 100 anggota - semua asosiasi kebidanan otonom, dari sekitar 100 negara yang mencakup empat wilayah: Afrika, Asia Pasifik, Amerika dan Eropa. Setiap anggota asosiasi mengirimkan delegasi ke Dewan ICM, yang merupakan badan secara keseluruhan, masing-masing daerah memilih wakil-wakil ke papan yang lebih kecil, yang mengawasi bisnis yang berkelanjutan dari Konfederasi.
Dewan ICM memutuskan pada tahun 1999 untuk memindahkan lokasi kantor pusat dari London ke Den Haag, di Belanda, dan itu telah berdiri di sana sejak. Staf markas permanen telah meningkat dari janji pada tahun 1987 satu paruh waktu sekretaris eksekutif, untuk kelompok yang lebih besar saat ini termasuk Sekretaris Jenderal, Program Co-ordinator, Manajer Komunikasi dan lainnya paruh waktu bantuan administrasi. Jurnal ICM, Kebidanan Internasional, sekarang dalam tahun ke-18 berkomunikasi "ke, dari dan di antara bidan di seluruh dunia" dan situs ICM di www.internationalmidwives.org telah membantu akses cepat ke ICM berita dan kegiatan sejak tahun 2000.
Kongres internasional yang diadakan setiap tiga tahun. Situs masing-masing diputuskan enam tahun ke depan, dan acara ini co-host oleh ICM dan salah satu asosiasi anggotanya. Tempat selama 50 tahun terakhir ini antara Yerusalem, Kobe, Manila, Santiago, Sydney, Vancouver dan Washington, serta kota-kota Eropa banyak. Ini kongres telah menjadi fokus utama bagi rutin bisnis global bidan, pertemuan profesional dan ilmiah. Selain itu, pertemuan regional dan konferensi sering diadakan di tahun-tahun antara kongres.
Misi ICM adalah untuk "memajukan seluruh dunia tujuan dan aspirasi bidan dalam pencapaian hasil yang lebih baik bagi perempuan dalam beberapa tahun mereka melahirkan anak, bayi mereka dan keluarga mereka di mana pun mereka berada".
2.      MANA (Midwives Alliance of  North America)
Ketika MANA didirikan pada tahun 1982, ada banyak organisasi di Amerika Utara yang telah didirikan bidan sebagai sarana komunikasi dan dukungan di antara bidan. Di antara mereka adalah Asosiasi Bidan Nasional, Asosiasi Childbirth at Home, Inc, Homebirth Informed, dan NAPSAC.
Namun, tidak satupun dari organisasi-organisasi ini memiliki basis keanggotaan yang luas cukup untuk menarik semua bidan bersama-sama dalam satu organisasi, sistem dukungan internal, atau kredibilitas dan pengaruh politik yang diperlukan untuk mempromosikan kebidanan untuk diterima sebagai bagian dari ibu dan anak.
Pada bulan Oktober 1981, Suster Angela mengadakan pertemuan di Washington, DC, yang ia berharap akan menanam benih untuk pembentukan organisasi baru ini. Dia mengundang 7 bidan dari seluruh negeri, campuran perawat-bidan dan bidan lainnya dididik dalam berbagai cara. Ini pertemuan awal disebut "Dialog hari" dan terdiri dari sebuah diskusi meja bundar tentang isu-isu yang dihadapi semua bidan di negeri ini, dengan penekanan khusus pada masalah komunikasi antara perawat-bidan dan bidan Amerika lainnya. Dengan hasil dari pertemuan pertama ini adalah keputusan untuk membentuk "Persekutuan" yang akan mencakup semua bidan dengan tujuan berikut dalam pikiran:
    a.Untuk memperluas komunikasi antara bidan.
    b.Untuk mengatur pedoman pendidikan untuk pelatihan bidan.
    c.Untuk mengatur pedoman untuk kompetensi dasar dan keselamatan untuk berlatih bidan.
    d. Untuk membentuk sebuah organisasi profesional yang dapat diidentifikasi untuk semua bidan di negara ini.
Yang hadir pada pertemuan pertama adalah beberapa bidan yang berada di MANA yaitu Teddy Charvet, Ina May Gaskin, Susan Leibel, dan Fran Ventre. Sebuah pertemuan terbuka direncanakan untuk Lexington, Kentucky, pada bulan April 1982, sebelum Konvensi ACNM untuk menindaklanjuti diskusi ini.
Hasil dari pertemuan tersebut adalah bahwa waktu yang tepat untuk memulai pekerjaan menyusun organisasi semacam itu, dan beberapa hari berikutnya, kelompok inti terbentuk dan pekerjaan dimulai. Nama “Aliansi BidanAmerika Utara” terpilih.
Dua puluh tiga perempuan dari seluruh Amerika Serikat dan Kanada menghadiri konferensi ini. Ini berbasis luas, kelompok organisatoris terampil bekerja sama dengan baik dan tulang punggung struktural pada MANA. Kemudian Komite didirikan dan berbagai proyek dimulai.
3.      NARM (The North American Registry of  Midwives)
NARM mendukung sistem perawatan kesehatan di mana setiap keluarga di Amerika Utara memiliki akses ke bidan terampil dan bertanggung jawab. NARM menetapkan standar untuk sertifikasi berbasis kompetensi yang memungkinkan bidan untuk mendukung hak perempuan untuk memilih kelahirannya dan tempat lahir dan untuk melibatkan seseorang yang mereka kehendaki.
 NARM mengakui potensi hasil yang lebih baik yang mencakup biaya yang lebih rendah dan intervensi yang lebih sedikit untuk ibu melahirkan dan bayi mereka ketika dihadiri oleh bidan profesional bersertifikat.
NARM didedikasikan untuk memajukan profesi dengan mendukung upaya-upaya advokasi untuk pengakuan hukum di tingkat negara bagian dan federal. NARM mendedikasikan persentase yang signifikan dari anggaran tahunan untuk pengembangan pelatihan advokasi, menawarkan lokakarya, partisipasi dalam legislasi, kesehatan masyarakat, dan konferensi kebidanan, menciptakan materi promosi, dan melayani di komite penasehat untuk inisiatif tingkat negara bagian dan federal.
4.      AANM (The American Association of Naturopathic Bidan)
The American Association of Naturopathic Bidan (AANM) adalah organisasi profesional untuk bidan naturopati. Bidan naturopati adalah bidan yang membantu kelahiran paling luas yang dilatih alami yang tersedia bagi Anda dan keluarga Anda.AANM ada untuk mendidik masyarakat tentang kebidanan naturopati dan untuk memberikan dukungan klinis, pendidikan berkelanjutan, standar perizinan dan program mentoring bagi para anggotanya.
5.      The Canadian Association of Midwives(CAM)
             Asosiasi Kanada Bidan (CAM) adalah organisasi nasional yang mewakili bidan dan profesi kebidanan di Kanada.
             Misi dari CAM adalah untuk memberikan kepemimpinan dan advokasi untuk kebidanan sebagai bagian, diatur publik yang didanai dan penting dari sistem perawatan bersalin primer di seluruh provinsi dan wilayah. CAM mempromosikan pengembangan profesi untuk kepentingan umum dan memberikan kontribusi perspektif kebidanan terhadap agenda kebijakan kesehatan nasional.
                        Visi Asosiasi Kanada Bidan adalah bahwa kebidanan merupakan dasar pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, dan bahwa setiap wanita di Kanada akan memiliki akses ke perawatan bidan untuk dirinya dan bayinya.

6.             New Zealand College of Midwives (NZCOM)
          New Zealand College of Midwives (NZCOM) adalah organisasi profesional dandiakui 'suara' untuk bidan dan bidan pelajar di Selandia Baru.
Tujuan NZCOM adalah:
Memajukan profesi kebidanan
Berbicara nasional dan regional untuk kepentingan bidan dan wanita
Menegakkan Konfederasi Internasional Bidan / World Health Organisation'sdefinisi dari peran bidan dan ruang lingkup praktek
Menegakkan dan memajukan Selandia Baru Kebidanan Model Kemitraandengan perempuan






BAB III
PENUTUP
2.4  Kesimpulan
Dari beberapa raian diatas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa :
Organisasi Kebidanan adalah suatu organisasi yang aktifitas pokoknya melakukan pelayanan KIA dan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang dicapai adalah membentuk pelayanan yang bermutu dan berkualitas.
Organisasi kebidanan sangat penting adanya karena organisasi kebidanan merupakan suatu wadah , yang menaungi seluruh bidan di dalam atau luar negeri. Dari organisasi kebidanan tersebut maka dapat memudahkan penyaluran visi dan misi bidan , untuk mengurangi AKI dan AKB juga menanmbah kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan.
Di dalam maupun di luar negeri terdapat berbagai macam organisasi kebidanan, yang menunjang persatuan bidan di dalam ataupun di luar negeri.








DAFTAR PUSTAKA

Darma, Agus. 1995. Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi

 

Ivadhatulrisma's blog